Friday, June 3, 2016

Ini dia, Puisi Bertema Sosial

PENAK- PERNIK- PERNAH- PERKATA
Berapakah yang telah kau dapat darinya untuknya
Mengapa tak kau ambil saja untuk kau
Sehingga kau mendapat hal- hal yang tak terhingga dari yang kau kira

Mungkin kini kau melupakan janji dari bung karno
Ikut sertamemperbaiki semesta dan tidak ikut dalam kehancuran dunia
Kalaukah memang sekarang tak adalagi rembulan fajar yang bersemayam di belakang awan
Mengapa masih seperti hujan dibawah sang surya malam?

Mungin kah itu?
Tadak mungkinkah seperti itu?
Seberapa takutnya kau pada mahkota di istana?
Kecilkah kau didepan meja permusyawaratan?
Mati kah nadimu ketika berkata, “ITU TIDAK MEMBUAT ANAK- ANAK BERMORAL”?
Atau semuanya ini kau lakukan hanya untuk beberapa lembar angka kosong?
Dimana otak Habibi sekarang ini.
Matikah ia, tidurkah ia, dibunuhkah ia, terbuangkah ia atau mungkin terbelikah ia?
Sungguh tak ada yang dapat mengulang fajar yang terbit dari timur, saat ini?
Kalau hanya nada- nada yang tak harmonis kau sya’irkan
Yang hanya menjadikan asap membumbung lagi
Dan mencekik netra penikmat.

Kami akan berverba dan mendo’a diujung tombak kehancuran mu
Ke-matian mu, ke- kalahan mu, ke- sengsaran mu.
Tunggulah itu, kami akan datang pada mu dengan kaki berkepal ditangan yang maha utama.